Kepala Janin Belum Masuk Panggul
Menurut Manuaba Pada
Primigravida (Hamil Pertama) kepala janin sudah turun dan masuk pintu atas
panggul (PAP) pada minggu ke 36. Hal ini disebabkan oleh menencangnya otot
dinding perut ibu hamil, tarikan kuat ligamentum ang menyangga rahim, bentuk
kepala janin sesuai dengan pintu atas panggul, gaya berat kepala janin dan terjadinya
kontraksi braxton hicks.
Pada multigravida
(lebih dari sekali hamil) kepala janin masuk panggul saat menjelang persalinan
(Memahami Kesehatan Reprodusi Wanita Ed 2,
2009)
Bagaimana jika pada primigravida (hamil pertama) janin belum masuk ke
rongga panggul, padahal usia kehamilan ibu sudah 36 minggu??
Sebenernya terserah
pada janin atau bayi Bunda kapan kepala nya akan masuk kedalam panggul. Ada yang
lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya, dan ini tidak berarti bahwa jika
kepala janin Bunda tidak masuk panggul sebelum persalinan dimulai, berarti ada
masalah. Bisa jadi, kepala janin baru masuk panggul ketika persalinan dimulai,
dengan kontraksi yang membantu membawa kepala janin turun ke bawah panggul
secara perlahan. Janin Bunda tahu kapan waktu yang tepat baginya untuk
menurunkan kepalanya – jadi percayai tubuh Bunda dan janin Bunda. Karena pada
dasarnya tubuh seorang wanita mempunyai pengetahuan yang sempurna untuk dapat melahirkan
secara normal alami.
Perbanyak informasi dan
lakukan pemeriksaan. Memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter spesialis
kandungan merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan. Karena ada beberapa
faktor yang memicu kenapa kepala bayi Bunda belum memasuki rongga panggul di
antaranya adalah:
-
kepala bayi yang terlalu besar dari panggul Ibu
-
berat bayi yang melebihi 4 kilogram
-
rongga panggul Ibu sempit
-
bayi terlilit tali plasenta atau tumor yang
menutupi rongga panggul Ibu
-
Plasenta previa yang menutupi jalan lahir, dll
Biasanya dokter akan
melakukan pemeriksaan yang dikenal dengan pengukuran panggul atau palvimetri
untuk mengetahui apakah janin dapat masuk ke rongga panggul atau tidak dengan
cara pemeriksaan dalam. Dokter akan memasukkan dua jarinya (telunjuk dan
tengah) ke jalan lahir untuk mengukur diameter dan luas pintu panggul. Melalui
pemeriksaan ini, dokter akan menilai ukuran panggul bunda. Dokter juga dapat
mengetahui seberapa jauh kepala atau bagian tubuh janin berada dalam rongga
panggul sebelum persalinan dengan menggunakan pemeriksaan dalam. Dokter dapat
menentukan apakah panggul ibu termasuk sempit atau normal.
Bila sudah dipastikan
panggul ibu tidak sempit dan taksiran berat janin tidak besar, tetapi memasuki
minggu ke-36 kepala janin belum juga memasuki rongga panggul, maka kesempatan
melahirkan normal masih bisa diupayakan
Jika bunda tidak memiliki penyulit seperti di atas maka bunda dapat melakukan:
1.
Posisi Sujud : Sujud, layaknya orang shalat,
akan memudahkan janin untuk berputar karena posisi bokong Ibu akan lebih
besar sehingga memudahkan bayi Bunda
untuk turun ke panggul. Lakukan minimal
2 kali sehari selama 10-15 menit. Posisi
sujud ini memang sedikit tidak nyaman dilakukan saat hamil besar, tapi sangat
aman dilakukan. Jika Bunda merasa kurang
nyaman bersujud lama-lama, Bunda bisa memperpendek durasi bersujud.
2.
Sikap badan berdiri tegak dan jongkok. Berdiri
dengan berpegangan pada sbundaran tempat tidur atau kursi dan jongkok.
Tujuan latihan:
–
Dengan jongkok selama beberapa waktu diharapkan
tulang panggul melengkung, sehingga rahim tertekan.
–
Sekat rongga badan menekan rahim sehingga kepala
janin dapat masuk pintau atas panggul.
Bentuk latihan:
Lakukan berdiri dan
jongkok, tahan beberapa saat sehingga tekanan pada rahim mencapai maksimal
untuk memasukkan kepala janin ke pintau atas panggul.
Atau
Membersihkan lantai
dengan tangan sambil bergerak sehingga tekanan sekat rongga badan dan tulang
belakang menyebabkan masuknya kepala janin kedalam pintu atas panggul.
3.
Beberapa gerakan yoga dan senam hamil juga dapat
membantu ibu mengarahkan kepala janin masuk ke rongga panggul. Namun, sebaiknya
latihan dilakukan di bawah bimbingan instruktur yang berpengalaman. Selain itu,
konsultasikan lebih dahulu dengan dokter.
4.
Berjalan kaki 20-30 menit perhari
5.
Berenang (gaya dada atau apa pun yang mana posisi
perut ibu di bawah/telungkup), naik turun tangga, goyang inul/perlvic rocking,
belly dance, hypnobirthing, dan masih banyak cara lain untuk mengupayakan hal
ini seperti akupunktur atau chiropraktic.
6.
Hindari duduk terlalu lama karena dapat
menghambat janin mencapai posisi dengan kepala di bawah dan masuk ke rongga
panggul. Hindari pula duduk dengan mengangkat kaki. Duduk sambil mengangkat kaki
menyebabkan posisi panggul lebih tinggi daripada perut. Ini juga dapat
menghambat kepala janin masuk ke dalam rongga panggul.
7.
Komunikasi dengan Janin : Ajaklah janin Bunda
berbicara. Indra pendengaran janin sudah
berfungsi sejak usia kehamilan 24 minggu. Bisikkan kalimat-kalimat positif
untuk janin Bunda. Misalnya “Anak bunda yang pintar, ayo sayang masuk rongga panggul Bunda ”.
8.
Banyak berdo’a
love..nice info..
BalasHapusgood info....
BalasHapus.hamil anak pertama usia kandungan sudah memasuki 32 minggu tp kata bidan janin blm masuk ke panggul.sedangkan wktu usia 7 bulan di usg posisi janin sudah mapan atau turun ke bawah.sedikit tkt sih kenapa janin belum jg masuk ke panggul
BalasHapusAlasan kenapa primigravida lebih cepat penurunan kepala janin, sedangkan yg multigravida yang sudah pernah di lalui lama terjad penurunan kepala
BalasHapusTeori manuaba tahun berapa ya ?
BalasHapus