Kenalan yuk sama #PUP Baby
@tweet_bidan: Salah satu cara untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi adalah dengan melihat bentuk BAB-nya.
@tweet_bidan: kenalan yuk bundaaaaa J
@tweet_bidan: 1. Bayi Baru Lahir
Meconium
BAB bayi yang baru lahir dinamakan Meconium. Bentuknya lengket dan berwarna hijau kehitam-hitaman. Meconium dihasilkan dari cairan ketuban, lendir, sel kulit, dan materi lainnya yang tertelan bayi ketika masih di dalam rahim dan berada di ususnya sejak 3 bulan sebelum ia dilahirkan.
. Meconium tidak begitu bau sehingga mungkin bunda tidak menyadari bahwa sudah waktunya untuk mengganti popok.
Ketika bayi berusia 2 sampai 4 hari, bentuk BABnya akan berubah menjadi tidak begitu lengket dan warnanya menjadi lebih terang. Ini dinamakan BAB transisi dan merupakan tbunda bahwa bayi bunda sudah mulai mencerna ASI ataupun susu formula. Selain itu, BAB transisi juga menunjukkan bahwa saluran usus bayi dalam kondisi baik.
@tweet_bidan: 2. BAB ASI Eksklusif
Bentuk BAB sehat dari bayi yang diberi ASI eksklusif
Bayi yang diberi ASI eksklusif akan mengeluarkan BAB yang berwarna kuning kehijauan dan memilik bentuk yang lembek dan creamy. Terkadang bentuknya pun terlihat encer seperti diare. Selain itu, BAB dari ASI eksklusif disertai dengan bintik-bintik seperti benih/biji kecil. Untungnya bau dari BAB ini masih tergolong tidak menyengat.
Intensitas warna kehijauan dari BAB ASI eksklusif bisa berubah tergantung dari apa yang bunda makan. Jika bayi bunda tidak mengalami gejala apa-apa, maka bunda tidak perlu khawatir.
Bila BAB bayi terlihat ada buih berwarna hijau cerah, kemungkinan bayi bunda terlalu banyak meminum foremilk (susu rendah kalori yang muncul di awal proses menyusui) dan kurang mendapatkan hindmilk (susu yang kaya lemak dan gizi). Hal ini dimungkinkan karena bunda tidak cukup lama menyusui pada setiap payudara.
Untuk mengatasinya, susuilah bayi bunda pada payudara terakhir yang digunakan. Contoh, jika terakhir bunda menyusui pada payudara kanan, maka untuk berikutnya, mulailah pada payudara kanan tersebut.
Wajar bila dalam minggu-minggu pertama, bayi sering pup, terutama setelah kenyang menyusu. Umumnya, bayi yang baru lahir dapat pup 2-3 kali sehari bahkan lebih. Namun bila diberikan ASI, bayi Ibu bisa tidak pup hingga 2-3 hari sekali.
Namun bukan berarti bila ia pup minimal 10 kali sehari berarti diare. Itu juga bisa karena ASI Ibu mudah dicerna sehingga sangat mudah dikeluarkan. Bila Ibu memberikan ASI, jangan khawatir pada jadwal pup bayi Ibu. Namun bila Ibu masih belum tenang, hubungi dokter bunda.
@tweet_bidan: 3. BAB Susu Formula
Bentuk BAB sehat dari bayi yang diberi susu formula
Bayi yang diberi susu formula menghasilkan BAB yang berbentuk seperti selai kacang dengan variasi warna coklat cerah, coklat kekuningan, ataupun hijau kecoklatan.
BAB dari susu formula lebih bau dari BAB ASI, namun tidak sebau BAB bayi yang sudah diberi makanan padat. Biarpun begitu, baunya sudah cukup untuk membuat bunda menutup hidung.
@tweet_bidan: 4. BAB dari Zat Besi Tambahan
BAB bayi yang diberikan zat besi tambahan
Jika bunda memberi bayi bunda zat besi tambahan, bentuk BAB-nya bisa berubah menjadi hijau gelap atau hampir hitam. BAB seperti seperti ini tidak sering terjadi dan masih aman.
Namun jika bayi bunda tidak diberikan zat besi tambahan dan BABnya kehitaman, sebaiknya bunda memeriksakannya ke dokter untuk memastikan itu bukan melena (pendarahan di dalam usus) atau darah yang masuk ke dalam saluran pencernaan.
@tweet_bidan: 5. BAB Makanan Padat
BAB pada bayi yang sudah diberi makanan padat
Ketika bunda mulai memberikan makanan padat, maka bunda akan segera bisa melihat perubahan pada BAB-nya. Terlebih pada bayi yang mendapat ASI eksklusif.
BAB dari makanan padat warnanya hijau kecoklatan dan lebih kental dari selai kacang, tapi masih tetap lembek. Soal bau? Hmm.. jangan ditanya.
@tweet_bidan: 6. BAB Makanan Padat yang Tidak Tercerna Dengan Sempurna
BAB dengan sisa makanan padat yang tidak tercerna dengan sempurna
Terkadang di dalam BAB bayi ada sejumlah sisa makanan yang masih utuh. Kondisi ini dikarenakan oleh makanan yang tidak tercerna secara sempurna.
Tidak perlu khawatir. Ini biasanya disebabkan oleh makanan yang terlalu cepat keluar dari saluran pencernaan sehingga tidak sempat dipecah seluruhnya oleh tubuh. Kondisi ini juga bisa terjadi jika bayi bunda hanya memakan satu jenis makanan atau tidak mengunyah secara baik sebelum menelannya.
Jika bayi bunda sering mengalami BAB seperti ini, maka sebaiknya memeriksakan ke dokter untuk memastikan pencernaannya menyerap makanan dengan baik.
@tweet_bidan: 7. Diare
BAB karena diare
Diare pada bayi bentuknya sangat encer dan lebih terlihat seperti air daripada berbentuk padat. Warnanya bisa kuning, hijau, ataupun kecoklatan dan bisa “tumpah” keluar popok.
Diare bisa dijadikan petunjuk bahwa ada infeksi ataupun alergi, dan jika dibiarkan maka bisa menyebabkan dehidrasi pada sang bayi.
Hubungi dokter jika bayi bunda:
berusia tiga bulan atau kurang
sudah dua sampai tiga kali berganti popok tanpa ada perubahan pada BAB
tetap diare lebih dari satu atau dua hari
Bunda juga disarankan untuk memeriksakan sang bayi jika pada BAB-nya terdapat darah atau lendir yang dapat dilihat secara kasat mata.
@tweet_bidan: 8. Konstipasi
BAB bayi yang mengalami konstipasi
Jika bentuk BAB bayi bunda keras dan terlihat seperti batu kecil, maka kemungkinan sang bayi mengalami konstipasi. Bayi bunda mungkin terlihat tidak nyaman atau seperti dalam kesulitan ketika sedang BAB. Tidak jarang, konstipasi pada bayi menyebabkan iritasi pada anus sehingga terdapat darah di dalam kotorannya.
Jika setelah tiga kali atau lebih BAB bayi bunda tidak juga berubah, maka sebaiknya memeriksakan sang bayi ke dokter. Namun segera periksakan jika di dalam BAB-nya terdapat darah.
Konstipasi umum terjadi pada bayi yang baru diberi makanan padat. Selain itu bisa juga disebabkan oleh ketidakcocokan dengan susu atau makanan yang mengandung unsur kedelai.
Dokter biasanya akan merekomendasikan untuk memberi bayi bunda air, jus pir, atau jus prune untuk membantu pergerakan di dalam usus.
@tweet_bidan: 9. BAB Berlendir
BAB berlendir
Ludah yang tertelan bisa menyebabkan BAB bayi terlihat berlendir. Ini karena ludah seringkali tidak bisa dicerna oleh usus.
Namun lendir pada BAB juga bisa berarti ada infeksi atau alergi. Jika bayi bunda BAB-nya berlendir dan disertai dengan gejala-gejala lain atau tidak ada perubahan lebih dari dua hari, maka hubungi dokter untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
@tweet_bidan: 10. BAB Berdarah
BAB disertai darah.
Darah pada bayi bisa berwarna merah cerah atau kehitaman (pertbunda darah telah dicerna oleh usus).
Darah merah cerah bisa muncul dalam BAB bayi karena beberapa alasan. Segera hubungi dokter jika bunda mendapati:
Bentuk BAB normal disertai darah merah, umum disebabkan oleh alergi terhadap protein di dalam susu (gambar di atas).
Bentuk BAB konstipasi disertai bercak darah merak, disebabkan oleh iritasi pada anus atau pendarahan kecil.
Bentuk BAB diare disertai darah merah, bisa dijadikan petunjuk adanya infeksi bakteri.
Jika darah terlihat kehitaman, biasanya berbentuk flek seperti wijen, maka ini biasanya disebabkan oleh bayi yang menelan darah dari luka di puting susu. Hal seperti ini aman untuk bayi dan tidak perlu dikhawatirkan.
Namun tidak ada salahnya untuk dibawa ke dokter untuk memastikan bukan karena sesuatu yang lebih serius, seperti pendarahan di dalam usus.
@tweet_bidan: oke mimin ulang lagi ya,,, sekarang kenalan sama c mpup lewat warnanya :
ü Kuning
Warna kuning adalah indikasi feses normal. Susu yang dikonsumsi bayi amat mempengaruhi warna fesesnya. Bila bayi minum ASI secara eksklusif, tinjanya berwarna lebih cerah dan cemerlang atau didominasi warna kuning, karenanya disebut golden feces. Berarti ia mendapat ASI penuh, dari foremilk (ASI depan) hingga hindmilk (ASI belakang).
Warna kuning timbul dari proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu di dalam kandung empedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila di dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan berkontraksi (mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairannya keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus.
Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan menjadi lebih gelap, seperti kuning tua, agak cokelat, cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.
ü Hijau
Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Meskipun begitu, warna ini tidak boleh terus muncul karena artinya cara ibu memberi ASI-nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk-nya tidak. Kasus demikian umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah.
Di dalam payudaranya, ibu memiliki ASI depan (foremilik) dan ASI belakang (hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu mengisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar. Sedangkan, ASI belakang (hindmilk) akan terisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak ini yang membuat tinja menjadi kuning. Nah, kalau bayi hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak dan banyak gula, terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak, sehingga bayi merasa tak nyaman (kolik).
Jika warna feses hijau dan kuning, berarti bayi mendapat ASI yang komplet, dari foremilk sampai hindmilk.
ü Merah
Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun dokter tetap akan melihat, apakah merah itu disebabkan darah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya.
Jika bayi sempat mengisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinannya hanya dua, yaitu alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi. Dua-duanya butuh penanganan. Kalau ternyata invaginasi, bayi harus segera dioperasi.
Darah sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler, karena makanan bayi belum banyak ragamnya. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain, seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.
ü Putih/Keabu-abuan
Waspadai segera jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan. Baik yang encer ataupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai tinja, dan ini tidak boleh terjadi karena sudah ‘lampu merah’. Bila bayi sampai mengeluarkan tinja berwarna putih, saat itu juga ia harus dibawa ke dokter. Jangan menundanya sampai berminggu-minggu karena pasti ada masalah serius yang harus diselesaikan sebelum bayi berumur tiga bulan. Sebagai langkah pertama, umumnya dokter akan segera melakukan USG pada hati dan saluran empedunya.
Jangan terlambat membawa bayi ke dokter. Bila bayi baru dibawa ke dokter di atas usia tiga bulan, umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Pilihannya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengobatan yang sangat mahal di Indonesia.
@tweet_bidan: nah sekarang kenalan sama c mpup lewat bentuknya..
BENTUK
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan.
Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan merongkol/bulat. Makanya bayi yang mengonsumsi susu formula, kadang suka bebelan (susah buang air besar, Red), sedangkan yang mendapat ASI tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu perlu dicurigai. "Bisa jadi si bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu itu tercemar bakteri yang mengganggu usus."
Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang-seling susu formula. Misalnya, akan sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari ASI atau susu formula.
"Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaannya memang belum sempurna. Tetap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah, atau keluhan lain, dan jumlahnya sangat banyak serta mancur, berarti memang ada masalah dengan bayi. Ia harus segera dibawa ke dokter.
@tweet_bidan: nah sekarang dari frekuensi si mpup...
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu, karena frekuensi BAB bayi tidak sama dengan orang dewasa. Kalau ibu mungkin sehari cuma sekali, jadi kalau anaknya sampai lima kali sehari, ini sudah membuat cemas."
Padahal frekuensi BAB setiap bayi berbeda-beda. Bahkan, bayi yang sama pun, frekuensi BAB-nya akan berbeda di minggu ini dan minggu depannya. "Itu karena bayi belum menemukan pola yang pas. Umumnya di empat atau lima minggu pertama, dalam sehari bisa lebih dari lima kali atau enam kali. Enggak masalah, selama pertumbuhannya bagus."
Bayi yang minum ASI eksklusif, sebaliknya bisa saja tidak BAB selama dua sampai empat hari. Bahkan bisa tujuh hari sekali. Bukan berarti ia mengalami gangguan sembelit, tapi bisa saja karena memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik. Feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak lendir, atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan berat badan bayi.
"Jadi yang penting lihat pertumbuhannya, apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus. Kalau tiga hari belum BAB, dan bayinya anteng-anteng saja, mungkin memang belum waktunya BAB."
@tweet_bidan: masih kurang???? Hahahhha,, iseng az nih dapet di artikel...
Bayi+ASI | Bayi+Tanpa ASI | Bayi 6 bulan keatas |
Usia 0-6 Bulan:
Frekuensi BAB normal:
Sehari 1-7 kali atau bahkan hanya 1-2 hari sekali. Dengan catatan berat badan bayi terus bertambah sesuai grafik normal yang tertera pada Kartu Menuju Sehat/KMS. Jika yang terjadi sebaliknya, si kecil harus menjalani pemeriksaan dokter.
Frekuensi BAB tidak normal:
* Setelah 2 hari tidak BAB atau BAB tiga hari 1 kali. Kondisi ini perlu dikonsultasikan pada dokter. Biasanya dokter akan melihat kondisi perut bayi, kembung atau tidak, keadaan feses, berat badan, dan tumbuh kembang bayi. Beberapa kemungkinan penyebab bayi jarang BAB adalah:
* Faktor makanan ibu. Misal, ibu menyusui sedang mengonsumsi obat-obatan/jamu. Akibatnya bayi yang memperoleh asupan makanan dari ASI ibu ikut “merasakan” dampak obat itu. Asal tahu saja, beberapa obat/jamu bisa membuat gerak/kerja usus menjadi lambat. Kondisi ini yang pada akhirnya membuat bayi mengalami sembelit.
* Masalah pada sistem pencernaan bayi. Misal, ususnya tersumbat atau melintir.
* Lebih dari 7 kali sehari. Frekuensi BAB yang lebih sering dari biasanya dapat disebabkan faktor makanan ibu. Contoh, ibu menyusui yang mengonsumi makanan pedas atau makan yang mengandung serat tinggi dapat membuat bayinya jadi lebih sering pup. | Usia Usia 0-6 bulan
Frekuensi BAB yang normal:
Sekitar 3-4 kali sehari sampai hanya 1-2 hari sekali. Kenapa frekuensi BAB-nya lebih jarang dari bayi yang menyusu ASI? ASIseperti diketahui sangat mudah dicerna oleh bayi. Namun tidak begitu dengan susu formula yang lebih sulit dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan bayi. Inilah yang menyebabkan kenapa bayi yang menyusu ASI jarang mengalami kegemukan, sementara “bayi susu formula” kerap kelebihan berat badan.
Frekuensi BAB yang tidak normal:
Bila feses bayi encer dan frekuensinya lebih dari 10 kali per hari disertai penurunan berat badan.
| Usia 6 bulan ke atas
Frekuensi BAB normal:
Biasanya 3-4 kali sehari atau 2 hari sekali. Setelah anak menginjak 4 tahun, frekuensi BAB-nya sudah seperti orangtuanya, yakni satu sampai dua kali sehari.
Frekuensi BAB tidak normal:
* Lebih dari 4 kali sehari disertai gejala-gejala lain. Misalnya, bayi BAB sampai 6 kali sehari. Ini bisa dijadikan alarm bagi orangtua bahwa kondisi si kecil sedang tidak sehat. Coba perhatikan apakah bayi juga rewel atau gelisah? Jika ya, kemungkinan ada sesuatu yang tidak beres pada pencernaannya. Untuk menelusuri penyebabnya, ingat-ingat apa menu makanannya hari itu hingga 2 hari sebelumnya; apakah terlalu banyak serat? Terlalu banyak diberi buah/sayuran mungkin. Bayi yang terlalu banyak mengonsumsi serat berpotensi untuk lebih sering BAB dan akhirnya menjadi kurus. Sebab apa yang dikonsumsinya lebih banyak yang dikeluarkan ketimbang yang diserap.
Dua kali dalam kurun waktu tujuh hari atau kurang. Kemungkinan bayi mengalami konstipasi/sembelit atau pemampatan feses di usus besar. Hati-hati, jika feses yang keras membuat anusnya luka dan si kecil mengalami trauma sehingga enggan untuk buang air besar yang berikutnya.
Penyebab konstipasi:
* Bisa jadi bayi terlalu banyak minum susu dan kurang mendapat makanan padat serta kurang minum air putih.
* Kurang serat/kurang mengonsumsi sayuran atau buah-buahan.
Cara mengatasinya, penyebab pertama bisa diatasi dengan mengurangi asupan susu formula pada bayi dan menggantikannnya dengan memperbanyak asupan makanan padat sesuai usianya. Sementara yang kedua, tentu bayi harus lebih banyak diberi makan buah-buahan, sayuran, dan tak lupa banyak minum air putih. Bila kondisi ini tidak mengalami perbaikan, amat bijak bila si kecil diperiksakan ke dokter. |
@tweet_bidan: Kapan saatnya untuk khawatir???
bunda boleh khawatir terhadap si bayi jika mendapatkan pupnya berwarna putih pucat untuk beberapa saat, karena bisa saja ini merupakan tbunda adanya gangguan dari liver. Jika warna pup berubah menjadi hitam seperti ter, bisa saja mengarah adanya perdarahan saluran cerna bagian atas di mana darah sudah berubah menjadi warna hitam seiring pup berjalan sepanjang saluran cerna menuju ke bawah.
Jika warnanya berubah menjadi warna merah darah, mungkin saja ada perdarahan dekat saluran anus. Akan tetapi perhatikan juga bahwa warna merah bisa saja karena pengaruh obat dan pewarna makanan. Segera kontak dokter anak bunda jika itu terjadi..
bunda kalo gambar feses yg berwarna putih pucat seperti apa si.tolong di balas terima kasih
BalasHapusBunda feses ank saya ke abu" an udh tny dokter ank kty gpp ni gimn bun
BalasHapusKalo fesesnya kuning normal tapi ada bercak hitam hitam itu kenapa ya?
BalasHapusBayi sy 5bln dan sufor,,,
Terima kasih
Sufor yg baik untuk bayi yg tidak ASI sama sekali? Yg rendah gula atau yg gimana?. Sufor yg dijual dipasaran dengan harga mahal itu berkategori tinggi gula atau rendah?...anak saya suka kembung cocoknya sufor apa y?..saat ini kami disarankan sufor SGM LLM+ presinutri, jenis sufor apa ya ini?
BalasHapusSusu formula yang baik penganti asi untuk bayi umur -+ 2 minggu apa ya ..mohon penjelasanya, trimaksih
BalasHapusAnakq minum sufor BMT to babx hitam bercak kuning biasax jg hitam abu2 itu gak apa2 atau gmn y
BalasHapusbbrpa hari yg lalu ank saya 2x poop nya berubah mnjadi putih tp,pas baru poopny msih wrna hijau.tp,setelah itu bbrpa hari ini poopnya hijau & teksturnya bintik² & ada lendirnya.& yg saya takutkan dy poopnya jd sering tp cuma sedikit² seperti sisa²aja.trus klu mau poop suka ngeden & terkadang jg poopnya keluar air bnyak berwrna hijau.bahkan klu kentut/pas ngeden jg keluar sedikit² gitu...
BalasHapusknp ya bu,,??mohon pengarahanya,& terimakasih.
Anak saya jg begitu bun 2x pup putih tp setelahnya pupnya kekuning2an dan kehijauan stelahnya..gmn bun itu tdk bhya kn? Ini masih 2 hr
HapusAnak saya umur 5bln sufor, Pup nya agak encer, sehari bisa 3x Pup nya.Biasanya 2x/1x
BalasHapusItu gmna yaa? Mohon penjelasannya. Terima ksh